
CERPEN “ PULANG MALU, TAK PULANG RINDU" Dok. Ilustrasi Hari ini merupakan ulang tahun aku yang ke sepuluh, kurang seminggu genap sepuluh tahun ayah pergi meninggalkan aku dan Ibuku. Ayahku merantau ketika aku baru berumur seminggu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ulang tahunku biasa saja tanpa ada potongan kue dan tiupan lilin ulang tahun. Bagiku tak ada bedanya jika tanpa ayah disaat moment seperti itu. Dari Ibuku aku tahu kalau ayahku merantau ke negeri Jiran, seperti laki-lainnya di kampungku. Sebab bagi ayah, hanya mengandalkan hasil pertanian di lahan yang tandus ini tak ada artinya, paling hanya bisa untuk makan dan minum saja. Berharap hujan emas di negeri orang ternyata jauh panggang dari api, berbekal hanya tamatan sekolah dasar ayahku menjadi kuli sawit dan mendapat penghasilan yang pas-pasan, hingga umurku memasuki sepuluh ...