Postingan

Jelita, Enu Molas dari Cibal.

Gambar
Hujan baru saja turun dengan lebatnya, seketika berhenti dan matahari langsung menyambut dengan terik yang menyengat.  cuaca seperti ini kerap kali terjadi dipenghujung bulan Oktober di sebuah kota kecil yang dijuluki kota kasih. Aku sudah empat Tahun menetap di kota ini dan sedang menyelesaikan studi di salah satu  Universitas Negeri.  Di asrama Karang Mas  yang terletak di Jalan Suratim Oesapa aku menetap bersama teman - teman dari berbagai daerah. Sore itu sehabis hujan dengan segelas kopi dan sebatang rokok ditangan saya menghabiskan sisa waktu di teras asrama, tiba - tiba saya dikagetkan dengan suara yang memecah keheningan " selamat sore Kaka, maaf mengganggu di sini ada kamar kost yang kosong ko?" Terlihat dua orang perempuan berdiri dihadapan dengan tingkah malu - malu. " Sore juga, Ade dong cari kost - kosan ko? Jawabku singkat dengan dialek Kupang yang di buat - buat. " Ia kaka" balasnya. "Oh ia ada dua kamar yang kosong, kebetulan penghuninya ba

Pantai Wera Belahaken, Destinasi Wisata Baru di Desa Waowala.

Gambar
Spot foto pantai Wera belahaken      Pantai Wera belahaken, terletak di Desa Waowala Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata. Pantai ini memiliki panorama pasir putih serta beberapa spot foto yang dibuat oleh teman-teman Karang Taruna bersama dengan teman - teman Ammapai Kupang beberapa waktu lalu.   Untuk mencapai ke pantai ini dari Lewoleba, Ibu kota Kabupaten Lembata berjarak kurang lebih 18 KM. Selain Pantai ada juga bukit Gurumada yang terletak di sisi barat pantai Wera belahaken ini. Dari atas bukit kita bisa melihat pemandangan yang begitu menakjubkan dari ketinggian bukit ini, latar belakang Gunung Ile Boleng menambah keindahan dari atas bukit. Begitu juga Gunung Ile Lewotolok di sisi Timur. Di areal Bukit Gurumada ada Nuba Lou Bao Suku Lado purap, Nuba tempat Ritual meminta hujan ketika hujan tak kunjung turun di musim tanam. Menjadi komplit bukan hanya pariwisata pantai saja tetapi pariwisata berbasis Budaya. Beberapa spot foto di atas Bukit Gurumada .    
Gambar
CERPEN “ PULANG MALU, TAK PULANG RINDU"                        Dok. Ilustrasi          Hari ini merupakan ulang tahun aku yang ke sepuluh, kurang seminggu genap sepuluh tahun ayah pergi meninggalkan aku dan Ibuku. Ayahku merantau ketika aku baru berumur seminggu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ulang tahunku biasa saja tanpa ada potongan kue dan tiupan lilin ulang tahun. Bagiku tak ada bedanya jika tanpa ayah disaat moment seperti itu. Dari Ibuku aku tahu kalau ayahku merantau ke negeri Jiran, seperti laki-lainnya di kampungku. Sebab bagi ayah,  hanya mengandalkan hasil pertanian di lahan yang tandus ini tak ada artinya, paling hanya bisa untuk makan dan minum saja.     Berharap hujan emas di negeri orang ternyata jauh panggang dari api, berbekal hanya tamatan sekolah dasar ayahku menjadi kuli sawit dan mendapat penghasilan yang pas-pasan, hingga umurku memasuki sepuluh tahun kehidupan kami biasa-biasa saja, uang yang dikirim ayah hanya cukup untuk makan dan sedikit u
Gambar
Cerpen "TANGISAN DI NERENG" Gerakan 30 september PKI baru saja terjadi beberapa hari yang lalu, dari radio terdengar berita adanya usaha sekelompok orang yang mengkudeta republik ini dengan menculik dan membunuh beberapa jendral hingga berita ini menyebar luas begitu cepat sampai ke pelosok negeri. Jauh di ujung timur Indonesia, di kampung kecil itu hiduplah Ama Ola bersama istri dan kedua anak perempuanya Kewa dan Barek, yang sulung berumur 12 tahun dan yang bungsu berumur 8 Tahun. Ama Ola bekerja sebagai petani seperti masyarakat di kampung itu pada umumnya. Kehidupan mereka sebagai petani terbilang pas-pasan dengan jagung sebagai hasil utama pertanian dan kampung itu jauh dari keramaian kota sehingga hasil pertaniannya hanya cukup untuk makan sehari – hari, sesekali mereka menjualnya di pasar itupun tidak terlalu banyak. Orang-orang di kampung itu hidup berdampingan satu dengan yang lain. Seperti para petani pada umumnya orang-orang di sini pada pagi hari mereka
Gambar
FLAMBOYAN DAN KENANGAN NATAL DI WAOWALA Dok. zafry Lamataro. Flamboyan di jalan Timor Raya. “Waktu mengantar ku kembali lagi Setelah sekian lama ku pergi Aku rindu sore yang sama Aku ingin pulang ke sana Pulang kembali ke rumah Lelah ku merajut asa sendiri Lara kunikmati di dalam sepih Resah bila rumah tak dekat Kuterpukul bila ku ingat Di sana aku tak susah Aku pulang, aku kembali Aku pulang, pulang kembali ke rumah” Sebuah lagu karya anak papua di sore itu mengusik tidurku, kuputar ulang lagu itu beberapa kali sungguh lagu ini membuat aku hanyut, hanyut dalam memori kenangan–kenangan masa lalu di rumah, ya di rumah tempat ternyaman sejauh mana kaki melangkah. Penghujung Bulan Nofember, seperti biasa kisaran tiga puluhan derajat Celsius panas kota Kupang masih sama seperti tahun-tahun kemarin, sesekali hujan dan tiba-tiba saja langsung panas kembali begitulah cuaca yang tak menentu membuat orang-orangnya gerah, tapi bagi orang-orang yang sudah lama
Gambar
SURAT UNTUK IBU DI HARI IBU Teruntukmu Ibuku…. Ketika ribuan ucapan mengalir indah memenuhi dinding ruang media sosial, kutulis ini di blogku sebagai ucapan hari Ibu untukmu Ibu. Entah aku harus mulai dari mana, ingatanku tak sekuat ingatanmu, aku percaya Ibu masih ingat dengan rapih semua kenangan – kenangan bersama aku anakmu yang selalu menyusahkanmu, mulai dari susahnya menjaga aku dari dalam kandungan hingga sampai hari ini, aku belum bisa membahagiakanmu. Dualein dusun kecil di ujung kampung, di rumah bambu itu aku di lahirkan, hingga aku tumbuh menjadi anak laki – laki kesayangan Ibu yang siap masuk Sekolah Dasar. Aku masih ingat Bu, celana seragam merah yang robek dan ibu jahit pakai tangan sendiri dengan benang warnah putih yang mencolok hingga akhirnya aku robek celana itu menjadi lebih besar lagi. Aku masih ingat periuk yang pecah berkeping-keping ketika ku lempari dengan batu disaat ibu sedang membuat emping jagung, dan masih banyak lagi kenakalan – kenakalan
Gambar
DARI PUNCAK ILE LEWOTOLOK UNTUK INDONESIA (Aku dedikasikan tulisan ini untuk mengenang kematian Soe Hok Gie dan Idhan Lubis Yang meninggal di pelukan Mahameru 16-12-1969) “Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahilah dan jangan takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengan alam” – Soe Hok Gie – Pemandangan ke arah Laut Flores dari Hutan Pinus Pada suatu pagi di bulan September, ketika saya kembali ke kampung halaman saya yakni kampung Waowala, saya mengajak beberapa anak muda untuk trekking ke puncak Ile Lewotolok. Ile Lewotolok merupakan Gunung api aktif yang terletak di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, oh ya kalau kalian pernah mendengar festifal 3 gunung di Lembata maka Ile Lewotolok merupakan salah satunya. Gunung tertinggi kedua di Pulau Lembata ini memiliki tinggi 1.450 Mdpl dan sangat memanjakan mata ketika sudah berada di puncaknya, sejuta pesona yang tak tergambarkan, bahakan  Fiona Callaghan, G irindra Kara dan Rev