Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019
Gambar
CERPEN “ PULANG MALU, TAK PULANG RINDU"                        Dok. Ilustrasi          Hari ini merupakan ulang tahun aku yang ke sepuluh, kurang seminggu genap sepuluh tahun ayah pergi meninggalkan aku dan Ibuku. Ayahku merantau ketika aku baru berumur seminggu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ulang tahunku biasa saja tanpa ada potongan kue dan tiupan lilin ulang tahun. Bagiku tak ada bedanya jika tanpa ayah disaat moment seperti itu. Dari Ibuku aku tahu kalau ayahku merantau ke negeri Jiran, seperti laki-lainnya di kampungku. Sebab bagi ayah,  hanya mengandalkan hasil pertanian di lahan yang tandus ini tak ada artinya, paling hanya bisa untuk makan dan minum saja.     Berharap hujan emas di negeri orang ternyata jauh panggang dari api, berbekal hanya tamatan sekolah dasar ayahku menjadi kuli sawit dan mendapat penghasilan yang pas-pasan, hingga umurku memasuki sepuluh tahun kehidupan kami biasa-biasa saja, uang yang dikirim ayah hanya cukup untuk makan dan sedikit u
Gambar
Cerpen "TANGISAN DI NERENG" Gerakan 30 september PKI baru saja terjadi beberapa hari yang lalu, dari radio terdengar berita adanya usaha sekelompok orang yang mengkudeta republik ini dengan menculik dan membunuh beberapa jendral hingga berita ini menyebar luas begitu cepat sampai ke pelosok negeri. Jauh di ujung timur Indonesia, di kampung kecil itu hiduplah Ama Ola bersama istri dan kedua anak perempuanya Kewa dan Barek, yang sulung berumur 12 tahun dan yang bungsu berumur 8 Tahun. Ama Ola bekerja sebagai petani seperti masyarakat di kampung itu pada umumnya. Kehidupan mereka sebagai petani terbilang pas-pasan dengan jagung sebagai hasil utama pertanian dan kampung itu jauh dari keramaian kota sehingga hasil pertaniannya hanya cukup untuk makan sehari – hari, sesekali mereka menjualnya di pasar itupun tidak terlalu banyak. Orang-orang di kampung itu hidup berdampingan satu dengan yang lain. Seperti para petani pada umumnya orang-orang di sini pada pagi hari mereka