SURAT UNTUK IBU DI HARI IBU
Teruntukmu Ibuku….
Ketika ribuan ucapan mengalir indah memenuhi dinding ruang media sosial,
kutulis ini di blogku sebagai ucapan hari Ibu untukmu Ibu. Entah aku harus
mulai dari mana, ingatanku tak sekuat ingatanmu, aku percaya Ibu masih ingat
dengan rapih semua kenangan – kenangan bersama aku anakmu yang selalu
menyusahkanmu, mulai dari susahnya menjaga aku dari dalam kandungan hingga
sampai hari ini, aku belum bisa membahagiakanmu.
Dualein dusun kecil di ujung kampung, di rumah bambu itu aku di
lahirkan, hingga aku tumbuh menjadi anak laki – laki kesayangan Ibu yang siap
masuk Sekolah Dasar. Aku masih ingat Bu, celana seragam merah yang robek dan
ibu jahit pakai tangan sendiri dengan benang warnah putih yang mencolok hingga
akhirnya aku robek celana itu menjadi lebih besar lagi. Aku masih ingat periuk
yang pecah berkeping-keping ketika ku lempari dengan batu disaat ibu sedang
membuat emping jagung, dan masih banyak lagi kenakalan – kenakalan aku yang
lainnya. Tapi tak pernah sedikitpun Ibu mengeluh ataupun memukuli aku, aku
sangat bahagia bu meski masa kecil aku tidak pernah kenal yang namanya gadget,
aku tidak meminta ibu untuk membelikan mainan ataupun sekedar meminta ibu unutk
membawa aku ke arena bermain anak-anak seperti anak-anak saat ini, itu terlalu
mewah Bu, sekedar menonton film kartunpun aku tak pernah sebab kita tidak
memiliki televisi, aku tak meminta semuanya itu, sebab kasih sayang Ibu
perhatian dan cinta Ibu selama aku kecil sudah lebih dari cukup Bu.
Ibu, aku masih ingat di akhir Tahun di awal bulan Desember yang kelabu
tepatnya tanggal 7 Desember 2004 Ayah pergi meninggalkan kita semua. Aku masih
duduk di bangku kelas 3 SMP waktu itu, aku benar-benar terpukul dan merasa
kehilangan dengan kepergian Ayah, aku yang masih hijau, yang masih sangat
membutuhkan sosok Ayah dalam setiap perjalanan hidup saya tapi apa daya, ingin
ku menggugat Tuhan tapi siapalah aku? Aku sadar bahwa setiap pertemuan ada
perpisahan, ada kehidupan maka ada pula yang namanya kematian, Dia pula yang
memberi maka Dia pula yang mengambil perlahan aku mulai sadar akan hal itu,
mungkin waktu itu aku hanya belum bisa menerima saja dengan kepergian ayah
disaat aku masih kecil dan membutuhkan sosok yang namanya Ayah.
Semenjak kepergian Ayah, Ibu menjadi Ibu sekaligus Ayah bagi kami
anak-anakmu, sebagai tulang punggung keluarga dengan menyekolahkan aku di
bangku SMP dan kakaku di bangku SMA selama itu tidak sedikitpun ibu mengeluh,
Ibu cintamu begitu besar pada kami anak-anakmu. Memasuki bangku SMA nakalku
masih tetap sama, sekolahku tak jelas, dari satu SMA ke SMA yang lainnya tapi apa
Ibu menyerah? Oh tidak, tidak sedikitpun, Ibu terus tabah dengan kenakalan aku dengan
tetap menyekolahkan aku sampai tamat di bangku SMA. Aku masih ingat Bu, ketika
aku malas sekolah Ibu mengundang beberapa Guru di kampung untuk makan bersama
dan menasehati aku, bahakan sekedar menceritrakan pengalaman hidup mereka biar
aku bisa termotivasi, aku tahu Ibu tidak mau anakmu ini gagal aku tahu cintamu
padaku begitu besar bagai sang surya menyinari dunia. Pada akhirnya aku harus
bersyukur bahwa aku dapat mengenyam bangku perkuliahan meski aku tidak memilki
sosok Ayah seperti teman-teman yang lainnya, tapi aku punya Ibu, ibu yang
menjadi Ayah bagi kami anak-anaknya.
Waktu terus bergulir tahun berganti tahun, hingga kini Ibu tak muda
lagi, wajah ayu Ibu yang dulu begitu lembut kini mulai keriput. Aku lupa Bu,
berapa kali aku menyebut nama Ibu dalam doa-doaku karena hampir tidak pernah
Bu,kalaupun ada itu ketika aku lagi betul-betul ingat Ibu, maafkan aku Bu yang
sudah menyushakanmu sampai hari ini dan belum bisa membahagiakanmu, aku tahu
Ibu sudah memberi maaf meski aku belum memintanya karena Ibu adalah malaikat tanpa
sayap yang dititipkan Tuhan untukku.
Kutulis sepenggal kisah ini di hari Ibu bukan sekedar menyenangkan hati
ibu dengan ucapan-ucapan seperti halnya caption-caption yang aku baca di
dinding media sosial hari ini tapi lebih dari sekedar itu, aku sadar aku telah
melakukan banyak kesalahan, menyia-nyiakan waktu yang diberikan. Aku doakan
semoga Tuhan memberikan Ibu kesehatan dan umur yang panjang, biar kita tetap bersama
terus Bu, sekali lagi maafkan aku anakmu yang belum bisa membahagiaknmu. Maaf
untuk kesekian kalinya Natal tanpa Ibu. Doakan aku anakmu agar cepat pulang ke
rumah dan bersama-sama dengan Ibu lagi.
Dari kota karang ku ucapkan Selamat Hari Ibu dan Selamat Natal untukmu
malaikatku Karolina Linan.
Oesapa,221218
Komentar
Posting Komentar